Seorang wali yang namanya tertera di Lauhul Mahfudz sebagai penghuni neraka
pentingnya berbakti kepada kedua orang tua terutama ibu
Ada seorang sufi dari kalangan tokoh tasawuf yang bernama Syeikh Abdul Aziz Ad-Dabagh. Beliau di kalangan tokoh tasawuf termasuk ulama kelas atas, wali min auliyaillah, ahli ibadah.
Suatu ketika malaikat melihat namanya di lembaran kitab lauhil mahfudz ada dalam daftar penghuni neraka. Melihat hal tersebut para malaikat merasa kasihan dan mendatangi Abdul Aziz Ad-dabagh.
Malaikat berkata: "Wahai Abdul Aziz Ad-Dabagh, untuk apa kamu beribadah sampai segitunya, sedangkan aku melihat namamu di lembaran lauhil mahfudz kamu adalah penghuni neraka. Mau ibadah bagaimana pun, kamu tetap akan masuk neraka."
Kemudian Abdul Aziz menjawab: "Wahai malaikat, surga dan neraka bukan urusanku. Aku diciptakan oleh Allah hanya untuk beribadah kepada-Nya."
"Bagaimana Allah berfirman, tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuknya. Mau aku masuk surga atau neraka itu hakNya Allah," lanjut Abdul Aziz.
“Subhanallah, benar-benar ikhlas dalam beribadah,” kagum malaikat.
Kemudian malaikat kembali ke lauhil mahfudz dan melihat nama Abdul Aziz sudah diubah olehAllah menjadi penghuni surga. Karena Allah berhak menetapkan kitabullah.
Lantas malaikat kembali menemui Abdul Aziz dan berkata: "Wahai Abdul Aziz, ada kabar gembira. Baru saja aku melihat namamu oleh Allah diubah menjadi penghuni surga."
Abdul Aziz menjawab: "Alhamdulillah, tapi sekali lagi, malaikat. Surga dan neraka bukan urusanku. Aku beribadah hanya untuk menggapai ridho-Nya Allah. Kalau Allah ridho aku di neraka, ya itulah tujuanku."
Malaikat pun takjub dengan keikhlasan Abdul Aziz dalam beribadah dan berkata: “Wahai Abdul Aziz, ikhlasmu inilah yang membuat Allah ridho dan mengubah namamu menjadi penghuni surga.”
Lantas Abdul Aziz bertanya kepada para malaikat: "Bila ikhlasku tadi yang membuat Allah ridho kepadaku, lalu kira-kira dosa apa yang membuat Allah SWT murka kepadaku, sehingga aku menjadi penghuni neraka?"
Kemudian malaikat bercerita: "Engkau ingat ketika engkau masih kecil, ketika umurmu sekitar 15 tahun. Engkau ingat, ketika engkau tidur di kamar tidurmu, kemudian engkau mendengar suara langkah kaki ibumu menuju tempat tidurmu untuk menyuruhmu membeli sesuatu di pasar?"
"Karena engkau mendengar suara langkah kaki ibumu menuju kamarmu, lalu engkau pura-pura tidur padahal engkau sudah bangun. Kau pura-pura tidur agar engkau tidak disuruh pergi ke pasar."
"Saat ibumu membuka pintu kamarmu dan melihatmu masih tidur, ibumu merasa kasihan dan tidak jadi menyuruhmu ke pasar. Sebab kamu bohongi ibumu, maka Allah murka dan menjadikan namamu sebagai penghuni neraka." Mendengar cerita dari malaikat, Abdul Aziz pun beristighfar memohon ampun kepada Allah. Semenjak kejadian tersebut, Syeikh Abdul Aziz Ad-Dabagh di sisa umurnya tidak pernah berceramah kecuali tentang berbakti kepada orang tua.
Setiap orang yang datang kepada beliau selalu diwasiatkan untuk berbakti kepada orang tuanya. Mari kita renungkan sejenak. Padahal kesalahan beliau hanya pura-pura tidur. Lalu bagaimana dengan orang yang sampai membentak ibunya? Bagaimana sampai memasamkannya kepada ibunya ? Jangan meremehkan dosa kecil, karena khawatir justru di situ ada murka-Nya Allah. Jika tangan kita masih sulit berbuat baik pada orang tua, maka ringankanlah lisan kita untuk senantiasa mendoakan kedua orang tua kita.
Mari kita belajar bersama-sama untuk lebih berbakti kepada orang tua kita, baik yang masih hidup ataupun yang telah wafat.
Wallahu a'lam
Semoga bermanfaat.
Salam Literasi.
Komentar
Posting Komentar